Rahayu Supanggah dan Gamelan

Written By bopuluh on Selasa, 09 April 2013 | 02.17

SURAKARTA, KOMPAS.com--Rahayu Supanggah adalah seniman yang hidup dari gamelan, sekaligus menghidupi instrumen musik tradisi Jawa itu. Oleh kepakarannya dalam bidang gamelan, Supanggah tak cuma beroleh rezeki melalui gamelan, melainkan nama yang harum. Karya-karyanya pernah digelar di BAM, Royal Albert Hall, Opera Paris, Opera Ravenna, Het Muziektheater Amsterdam, Lincoln Centre, Esplanade dan tempat lain di lebih dari 40 negara. Ia terlibat sebagai anggota/direktur board artistic di beberapa festival, supervisor workshops dan kolaborasi seni di beberapa tempat di dunia. Ia juga banyak menulis artikel dan buku tentang kesenian dan kebudayaan.

Di luar penghargaan Best Composer, sebelumnya film Opera Jawa masuk nominasi terbaik bersama dengan lima film lain. Kelima film tersebut adalah Curse of the Golden Flower (Hong Kong), Exiled (Hong Kong), The Host (Korea Selatan), Love and Honor (Jepang), dan Still Life (China daratan). Sementara Rahayu Supanggah masuk nominasi sebagai penata musik terbaik juga bersama dengan lima pemusik. Mereka adalah Jeong Yong-jin dalam Women on the Beach (Korea Selatan), Peter Kam (Isabella/Hong Kong), Lim Giong (Still Life/China daratan), dan Terashima (Tamiya Tales from Earthsea/Jepang).

Di lain sisi, Supanggah juga tak cuma mencari penghidupan dari gamelan. Sebab, dirinya juga memberi nafas dan memperkenalkan gamelan ke seluruh penjuru dunia. Tercatat, tahun 1972 ia mulai mengajarkan music gamelan ke Australia dan Eropa. Di tahun 1976, ketika ia masih berstatus mahasiswa, ia ditunjuk sebagai Ketua Jurusan Musik ASKI selama 10 tahun, sekaligus Direktur Musik Pusat Kesenian Jawa di institusinya. Ia berbicara di beberapa universitas penting seperti UC Berkeley, UC Riverside, Yale, SOAS, TNUA Taipei, Chulalongkorn, Utrecht, ASWARA, dsb, menelurkan konsep-konsep pendidikan, pelestarian, pengembangan dan kekaryaan seni, mempelopori penciptaan music Indonesia baru, yang kemudian tersebar di berbagai tempat di Indonesia maupun di luar Indonesia     

Ditemui di Teater Besar ISI Surakarta sehabis pementasan "Selendang Merah" pada 6 April lalu, Supanggah sangat antusias menceritakan tentang ilustrasi musik yang dibuatnya bersama seniman-seniman lainnya dalam pementasan yang disutradarai oleh Garin Nugroho itu. "Kami membuat baru semua komposisi untuk Selendang Merah," ujar Supanggah saat ditanya perihal ilustrasi musiknya yang indah itu.

Dia pun bertutur, betapa gamelan itu lautan nada yang luas. "Yang baru digali itu masih sedikit. Kemungkinan-kemungkinan bunyi pada gamelan itu sangat luas. Saya belum mengeksplorasinya secara luas, misalnya gender digesek, dibalik, ada beribu kemungkinan yang bsia dihasilkan dari bunyi gamelan," papar Supanggah.

Jika pembaca ingin menikmati komposisi garapan lelaki kelahiran Boyolali, Jawa Tengah, 28 April 1949, silakan datang pada pertunjukan "Selendang Merah" di Teater Jakarta pada 13 - 14 April 2013.


Anda sedang membaca artikel tentang

Rahayu Supanggah dan Gamelan

Dengan url

http://productivitymalevirility.blogspot.com/2013/04/rahayu-supanggah-dan-gamelan.html

Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya

Rahayu Supanggah dan Gamelan

namun jangan lupa untuk meletakkan link

Rahayu Supanggah dan Gamelan

sebagai sumbernya

0 komentar:

Posting Komentar

techieblogger.com Techie Blogger Techie Blogger