Siap Terjun Jadi Dokter PTT, Permata Ingin Ubah Masyarakat

Written By bopuluh on Rabu, 28 Agustus 2013 | 02.17


Kompas.com -
Rasa khawatir bercampur tak sabar ingin segera membuktikan diri berkecamuk di dalam dada Permata Ardiantina (25). Sebagai dokter gigi PTT yang akan bertugas pada September 2013, Permata masih penasaran daerah seperti apa yang akan menjadi tempatnya mengabdi.

Dokter lulusan Fakultas Kedokeran Gigi- Universitas Doktor Moestopo Beragama (FKG-UPDMB) Jakarta ini memilih Kabupaten Ngada Propinsi Nusa Tenggara Barat sebagai lokasi praktiknya. Permata sengaja memilih sendiri daerah yang berkategori terpencil ini sebagai tempatnya menimba ilmu.

"Saya ingin menambah pengetahuan dan mencoba kerja sepenuh hati. Sekecil apapun hasilnya nanti pasti ada manfaatnya," kata dokter gigi angkatan 2006 ini.

Permata tak menampik, pertama bertugas pasti akan menemui banyak batu sandungan. Masalah utama adalah bagaimana harus bergaul dan beradaptasi dengan adat serta kebiasaan masyarakat. Karena sebagai pengabdi masyarakat, tugas tidak berjalan sempurna bila tak kenal siapa yang harus ia rawat.

Apalagi, Permata bertekad untuk dapat mengubah kebiasaan masyarakat setempat terkait kesehatan gigi. Menurutnya, masyarakat masih memandang sebelah mata kesehatan gigi. Masyarakat hanya tahu usaha menjaga kesehatan, dengan menggosok gigi. Itupun belum tentu dengan cara dan frekuensi yang benar.

Masyarakat hanya datang ke dokter saat sudah sakit gigi, dan memerlukan proses kuratif. Padahal, kata Permata, dengan rutin periksa dan menyikat gigi dengan benar, proses kuratif menjadi tidak begitu sakit atau mahal.

Menghadapi kondisi ini, Permata mengatakan, akan menomorsatukan penyuluhan. Penyuluhan ini akan diadakan bersama dengan perangkat pemerintah daerah lainnya. Penyuluhan merupakan tindakan promosi kesehatan, yang merangsang upaya preventif.

"Yang pasti saya akan belajar bagaimana kondisi masyarakat di sana. Baru setelah itu saya akan memikirkan bentuk penyuluhan yang pas," kata Permata yang belum mengetahui akan ditempatkan di puskesmas mana.

Kekhawatiran lainnya adalah, keterbatasan listrik dan pengobatan. Listrik bagi dokter gigi adalah kebutuhan utama, karena hampir semua peralatan digerakkan listrik. Termasuk dental chair, tempat pasien diperiksa.

"Kalau listrik mungkin tidak bisa ditawar, tapi kalau puskesmas sudah punya dental chair maka kebutuhan listrik bukan masalah. Yang jadi perhatian adalah obat," kata Permata.

Keterbatasan inilah yang menyebabkan Permata memilih tindak promotif preventif, dibanding kuratif.

Hal senada dikatakan Menteri Kesehatan RI, Nafsiah Mboi. Menurutnya, upaya promotif dan preventif dapat diterapkan di segala kondisi masyarakat. "Analisa keadaan masyarakat dan temukan masalahnya. Sedapat mungkin selesaikan dengan promotif dan preventif, kecuali yang sudah perlu pengobatan," kata Nafsiah.


Anda sedang membaca artikel tentang

Siap Terjun Jadi Dokter PTT, Permata Ingin Ubah Masyarakat

Dengan url

http://productivitymalevirility.blogspot.com/2013/08/siap-terjun-jadi-dokter-ptt-permata.html

Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya

Siap Terjun Jadi Dokter PTT, Permata Ingin Ubah Masyarakat

namun jangan lupa untuk meletakkan link

Siap Terjun Jadi Dokter PTT, Permata Ingin Ubah Masyarakat

sebagai sumbernya

0 komentar:

Posting Komentar

techieblogger.com Techie Blogger Techie Blogger