Baja, Oh Baja! Ancam Harga Mobil Naik Lagi!

Written By bopuluh on Kamis, 14 Februari 2013 | 01.17

Jakarta, KompasOtomotif - Rencana pemerintah Indonesia memberlakukan bea masuk anti dumping (BMAD) untuk baja lembar canai dingin (CRC) dipastikan berdampak langsung terhadap industri otomotif nasional. Karena hulu naik, hilir ikutan! Harga mobil dan sepeda motor akan naik. Akibat selanjutnya, penjualan dipastikan. Pasalnya, hampir 90 persen industri mobil dan sepeda motor Indonesia mengandalkan baja impor.

"Ini yang kami khawatirkan. Dampak terbesar justru pada industri komponen, jumlahnya ratusan. Mereka juga masih mengandalkan baja impor," jelas Sudirman.

"Daya saing industri otomotif dalam negeri akan turun drastis. Bisa-bisa tidak sampai satu juta," cerita Sudirman Maman Rusdi, Ketua Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) kepada KompasOtomotif, semalam (13/2/2013).

Rekomendasi Komite Anti Dumping Indonesia (KADI), yaitu bea masuk antidumping (BMAD) terhadap impor baja lembar canai dingin (CRC/S) sampai kini masih menunggu pertimbangan Kementerian Perindustrian.  Setelah itu diajukan ke Menteri Perdagangan (ditolak atau disetujui). Menurut penyelidikan, beberapa perusahaan asal China, Jepang, Korea Selatan, Taiwan dan Vietnam dicurigai melakukan dumping terhadap baja lembaran yang diekspor ke Indonesia. Akibatnya, mereka terancam sanksi antidumping dengan BMAD 5,9-74 persen dari nilai impor.

Laporan akhir penyelidikan KADI, empat eksportir produsen CRC/S Jepang diusulkan dikenakan beban BMAD 27,6-68,4 persen. JFE Steel Corporation misalnya, diusulkan kena 27,6 persen, sedangkan Kobe Steel Limited, Nippon Steel Corporation, Nisshin Steel Company Limited, dan Sumitomo Metal Industries Limited dibebani 68,4 persen. Kelima importir ini jadi pemasok utama baja untuk industri otomotif di dalam negeri!

Tolak Belakang
Sudirman melanjutkan, pemerintah Indonesia sudah melakukan dukungan positif terhadap industri otomotif dalam negeri dengan menyiapkan insentif bea masuk yang ditanggung pemerintah (BMDTP) sejak akhir 2008. Insentif ini digunakan ATPM untuk mengimpor bahan baku dari luar supaya kompetitif. Kini, dengan usulan BMAD, insentif jadi tidak berguna.

"Saya tidak tahu, apakan BMDTP itu nantinya bisa menghapus BMAD untuk industri otomotif. Ini yang masih dipertanyakan," lanjut Sudirman.

Jika BMAD tetap diberlakukan, memicu ATPM mengimpor komponen jadi dari luar. Apalagi industri komponen, tadinya diproduksi di dalam negeri,  dikhawatirkan akan berbondong-bondong beralih jadi importir.  Mereka akan menghentikan aktivitas produksi dan mengurangi tenaga kerja di dalam negeri.

"Ini yang kami khawatirkan. Dampak terbesar justru pada industri komponen, jumlahnya ratusan. Mereka juga masih mengandalkan baja impor," jelas Sudirman.

Lokal
Industri otomotif mengaku sangat senang jika kerjasama antara PT Krakatau Steel dengan Posco (Korea Selatan) memproduksi baja khusus bisa dimanfaatkan. Tapi, sampai saat ini, kata Sudirman, masih dalam proses pengerjaan dan belum ada produk yang bisa digunakan, sesuai standar industri otomotif.

Jika baja tersebut sudah tersedia di dalam negeri, dipastikan ATPM dan perusahaan komponen dalam negeri akan mengalihkan pasokannya ke Indonesia. Pasalnya, ongkosnya lebih murah.

"Masalahnya, tidak mudah menciptakan baja yang berkualitas sesuai kebutuhan kami (industri otomotif).Setidaknya butuh waktu lama untuk penelitian dan pengembangan," tutup Sudirman.


Anda sedang membaca artikel tentang

Baja, Oh Baja! Ancam Harga Mobil Naik Lagi!

Dengan url

http://productivitymalevirility.blogspot.com/2013/02/baja-oh-baja-ancam-harga-mobil-naik-lagi.html

Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya

Baja, Oh Baja! Ancam Harga Mobil Naik Lagi!

namun jangan lupa untuk meletakkan link

Baja, Oh Baja! Ancam Harga Mobil Naik Lagi!

sebagai sumbernya

0 komentar:

Posting Komentar

techieblogger.com Techie Blogger Techie Blogger